Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Ada Apa Dengan Rindu Ini?

Aku merindukan sesuatu yang tak pernah bisa aku miliki.. Seperti bumi yang tak pernah bisa menggapai langit, Entah kerinduan seperti apa yang menyesakan dada ini.. Jelasnya kenapa aku harus merasa rindu? Padahal aku tak punya alasan apapun untuk memiliki perasaan itu, Apakah kerinduan itu pantas hadir? Apakah rasa rindu itu nyata? Atau.. Aku hanya mengada-ada? Apa yang harus aku lakukan pada rindu ini? Bagaimana caranya aku melepaskan rasa rindu yang ku rasakan sejak dulu!! Sejak otak dan hatiku tidak mau mendengarkanku dan membiarkan perasaan rindu itu tinggal terlalu lama dalam diriku, Sejak waktu membiarkan rinduku bertumpuk, Sejak rindu menjelma menjadi nama mu..

JARAK Itu Lagi

Aku harus terbangun dari mimpi indahku sekarang, Waktu yang selalu kuhabiskan bersamanya akan kembali terbagi dengan kesibukannya, Dan aku jelas harus menerima itu, Kadang aku juga ingin menyibukan diri agar bisa memahami waktunya, Agar aku tidak terus merengek memintanya lebih mengurusiku ketimbang apapun. Tapi meskipun jarak menjauhkannya, itu takan berarti dia meninggalkanku sendirian? Dia hanya sedang mempersiapkan kejutan bahagia untukku bukan? Sebuah kejutan adalah sesuatu yang dia kerjakan tanpa aku mengetahuinya. Tapi entah mengapa hal yang sudah kupersiapkan seakan tak berarti saat semua terjadi, Aku sudah mempersiapkan hatiku untuk baik-baik saja saat dia akan kembali dengan kesibukannya nanti, Tapi rasanya aku belum siap, Ada ketakutan luar biasa yang menyergap, Aku takut kehilangannya saat aku terbangun di pagi hari, karena dia selalu memposisikan dirinya tetap ada. Aku takut kehilangannya saat aku akan tertidur di malam hari, karena dia selalu memberikanku jut

Sebuah Pertanyaan

Ada banyak hal di dunia ini yang terlalu rumit, atau mungkin aku yang terlalu bodoh untuk bisa mengerti, atau mungkin hal itu sengaja merumitkan dirinya agar dia terus di fikirkan. Ada jutaan pertanyaan yang membludak dalam otakku, pertanyaan yang satupun aku tidak bisa memprediksikan jawabannya, aku bingung, merasa kesulitan dan akhirnya aku kalah. Ada satu pertanyaan penting yang mencuat untuk terus ku fikirkan, "Bagaimana rasanya dicintai seseorang?" Aku sadar seribu hal yang menyeruak tentang cinta. Tapi entah kenapa satu pun dari semua penjabaran yang ku temukan, aku tetap tidak bisa mengerti, bagaimana cinta bekerja. Cinta? Ada apa sebenarnya dengan satu kata itu, Kenapa aku terpaku dan tenggelam dalam ratusan kalimat-kalimat yang mewakili kata itu. Kadang, aku lelah, lelah dengan permainan kata yang mengatas namakan cinta.

Proses Melepaskan Untuk Kesekian Kalinya

Entah sudah berapa kali aku berada di posisi ini.. Proses melepaskanmu untuk kesekian kali, Dan aku terjebak dalam problematika perasaanku yang kusut, perasaan yang kurajut tak tentu arah.. Aku menangis setiap kali ada dalam situasi ini, aku tidak bisa bekerja sama dengan hati dan otakku yang enggan sinkron, aku tidak bisa mengontrol apapun dalam ketidak mengertianku ini.. Berkali-kali aku mencoba melepaskanmu dengan segala macam cara, dan semua selalu berakhir dengan kekalahanku. Aku ingin keluar dari zona menyakitkan ini, sungguh ada sesuatu yang tidak nyaman saat kenyataan mempertemukan ku dengan keharusan diri untuk melepaskanmu, "melepaskanmu", sesuatu yang sebenarnya paling ku hindari sejak mengenalmu, tapi aku yang malah memujudkan situasi ini.. Aku takut jika kali ini aku tak benar-benar melepaskanmu, aku yang akan terluka karena melihatmu bahagia bersamanya, kebahagiaan yang tidak bisa ku penuhi dalam hidupmu, Proses melepaskan ini begitu lelah, kadang aku aku

Perubahan

Aku sudah menemukanmu berubah di sana, berdiri di jalan yang berada jauh denganku, Punggungmu saksi dari kepergianmu yang sejati.. Kepergian sejati? Kepergian yang tidak akan pernah membalikanmu menghadapku lagi, Karena bagimu aku cahaya pudar yang siap kau hilangkan. Perubahan kenyataan membuatku mengerti, aku tidak berkuasa sedikitpun tentang takdir, Tapi aku berperan menimbulkan perubahan itu untukmu, Perubahan yang kini menyakitiku sendiri, Stupid?! Aku tidak bisa baik-baik saja melihatmu berubah, Apa mau ku?!! Aku sudah siap kehilanganmu bukan, kau juga tahu itu, tapi kenapa? Kenapa aku yang ingin menghentikan perubahan ini!! Kenapa aku takut melihatmu benar2 melupakanku, Kenapa aku takut melihatmu bahagia denganya. Kenapa aku sedih menyadari perubahanmu, Mengapa aku menangis melihatmu membangun dinding pembatas di antara kita. Aku ingin menghilang bersama-sama.. Agar aku tak menyadari kepergianmu.. Agar kita tak pernah melihat perubahan.

Menghilang

Aku menyadarinya, jelas, aku sudah menyadarinya sekarang dan aku tidak bisa menghindarinya lagi, aku harus mengakui itu.. Aku sudah tidak bisa melihat bintang timur itu lagi di sana.. Aku benar-benar tidak bisa melihatnya lagi.. Tidak bisa. Entah bagaimana aku tidak bisa menemukannya lagi.. Bintang itu sudah menghilang. Ada kehampaan menyelinap masuk dan menusuk sakit di hati.. Semua terjadi karena otakku baru saja menyuruhku berfikir tentang logika yang nyata, bahwa aku sudah kehilangan dan di tinggalkan. Aku tidak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya menghilang, aku memang sudah tak pantas untuk di temani, bahkan bintang timurpun tahu diri, bintang yang selalu ada di tempat yang sama itu sudah beranjak pergi tanpa jejak, aku kehilangan cahayanya. Langit di sebelah timur sana kini kosong.. Kosong dan tak bercahaya lagi. Awan akan menutupinya untukku, dan setelah itu aku benar-benar tidak bisa menemukannya lagi di sana..

Rindu Hujan

Sudah lama aku tidak mendengar rintik hujan yang selalu berhasil menarikku untuk tenggelam bersama kenangan, Hujan seperti memori terpendam yang akan menetes keluar dalam ingatan dan menunjukannya dalam bentuk air mata, Aku merindukan hujan yang tidak kunjung datang, Aku merindukan awan mendung sebelum hujan, Aku merindukan wangi khas setelah hujan reda, Aku merindukan semuanya.. Semuanya.. Ketika hujan datang, Aku merindukan hujan.. Yang tanpa ku pinta akan menuntun otakku bercerita banyak hal dengan hatiku, mereka (otak dan hati) kadang bertengkar, bercanda, menangis, tertawa, tapi pada akhirnya mereka akan sinkron dengan membuatku menghela nafas sepanjang mungkin dan melepaskannya sepanjang aku menghirupnya, lalu meninggalkan sesuatu di hati 'lelah' Ah.. Hujan.. Tanpanya pelangi juga tidak akan pernah ada..

Dear Venus

Dear Venus.. Aku ingin sepertimu.. Menjadi bintang timur terakhir sebelum matahari menutupi cahayamu. Kau ingat? Sejak kecil di balik jendela kaca kamar ku dulu, aku selalu memastikan kau ada sebelum pagi benar-benar datang, aku tak pernah melewatkamu.. Benarkan? Wah betapa setianya aku padamu. Mungkin aku sudah jatuh cinta padamu karena cahayamu yang terang itu. Aku iri padamu, kau jauh di atas langit tapi cahayamu tetap menakjubkan. Aku juga ingin sepertimu, mempunyai cahaya yang bisa membuat orang-orang mengakui keberadaanku. Aku juga ingin setegar dirimu. Selalu berada di tempat yang sama, meskipun kadang mentari melenyapkanmu, awan menutupimu tapi kau tidak beranjak pergi mencari tempat lain. Kau tetap di sana, dan membiarkan aku tak kehilanganmu.. Venus.. Bintang timur.

Waktu Itu Dan Sekarang

Waktu itu, kalau saja aku mengerti dan tidak pernah egois, mungkin aku tak akan melukainya. Waktu itu, kalau saja aku tidak menahannya mungkin dia sudah menemukan bahagianyajauh di sana. Waktu itu dan sekarang, aku yang bersalah memintanya untuk tetap sama, padahal aku sendiri yang telah merubah segalanya. Apa yang sebenarnya aku inginkan? Kenapa rasa haus bahagiaku menyakitinya. Kenapa aku tega membiarkannya melihatku berdiri membelakanginya. Kenapa tak ku biarkan saja dia pergi, kenapa aku memintanya menepati janji sedangkan aku mengingkarinya. Segalanya sudah menjauh dan takan bisa ku hentikan. Waktu sudah menunjukkan betapa egoisnya aku memintanya untuk tetap di sampingku. Tidak! Aku tidak pernah melakukannya dengan sengaja. Aku tidak ingin melukainya meskipun aku ternyata luka itu sendiri. Aku.. Maafkan aku.. Aku tidak akan membiarkan waktu kembali mengingatkannya tentangku. Waktu itu dan sekarang.. Jelas aku membutuhkannya. Tidak! Tidak untuk sesaat, tapi butuh.. Untuk

HARI YANG TAK KU DUGA

Hari itu aku menerima pesanmu.. Pesan yang tak pernah terlintas dalam benakku. Setelah bertahun-tahun akhirnya kamu meminta bertemu denganku kembali. Kamu hanya ingin melihatku. Aku tak memberikan jawaban apapun, yang otakku lakukan hanya memutar semua kenangan bertahun-tahun itu.. Kenangan cinta pertamaku. Hari itu kamu benar-benar datang menemuiku. Kamu datang khusus untuk melihatku. Aku tak percaya, sampai kamu berbicara dan duduk diam beberapa waktu lamanya. Kamu membuktikan kamu nyata. Cerita dulu mulai mengalir lagi.. Bukan dari ku tapi darimu, kamu ternyata mengingat semuanya. Kamu bilang "jika aku mengingatmu, aku ingat bagaimana kuatnya kamu memperjuangkan semuanya, aku salut padamu".. Aku cuma bisa melihatmu dengan sesekali tersenyum. Dulu ingin bertemu denganmu saja sulit. Tapi sekarang kamu yang menemuiku. Kenapa setelah bertahun-tahun kisah itu masih terus mengusik. Kenapa kamu tetap bertahan dalam kotak ingatan itu. Kenapa kamu membiarkan aku mengingatnya.

Menyesal

Aku tidak tahu mengapa kata itu kadang hinggap difikiranku, entah aku menyesal untuk apa. Mungkin tentang mu yang tak lagi akan sama dalam ceritaku. Aku menyesal untuk sebuah rindu yang hinggap di sudut hati itu, karena aku tidak bisa melakukan apapun untuknya. Aku tidak bisa mencari jalan keluar untuk melepaskannya. Aku dan rindu itu sama-sama terluka.

Katamu

Aku menangis bersama gelapnya malam ini Menangisi kamu.. Yah kamu yang akan pergi meninggalkanku selamanya Kamu ingin pergi dari sisiku Kamu ingin menghilang dari pandanganku Kamu ingin aku melupakanmu Aku tidak bisa! Katamu aku akan baik-baik saja tanpamu Katamu aku akan lebih bahagia tanpamu Kamu penipu ! Aku terluka tanpamu Aku sakit tanpamu Kepergianmu hanya mengirimiku luka !

Janjimu

Aku masih ingat semua janjimu Tentang bagaimana kuatnya rasamu untuk tetap menyayangiku Bagaimana bertahannya kamu untuk menjadi benteng pelindungku Meski kita tak lagi berbagi rasa itu.. Tapi janjimu, kamu akan melupakannya bukan? Dan memberikannya pada orang lain Aku tidak ingin kamu menggantikan aku dengan siapapun Aku ingin janjimu tetap milik ku Aku ingin kamu tetap untukku bagaimanapun keadaan kita.. Aku pernah melepaskanmu, tapi aku tidak pernah bisa melepaskanmu. Aku berpura-pura baik saat kamu mulai menjauh Aku tidak sekuat itu ! Aku ingin kamu tetap disini Satu langit bersamaku Jangan meninggalkanku Tetaplah menjadi janji itu

Aku Berharap

Aku pernah berharap Aku tetap bisa bersamamu meskipun aku bukan akan menjadi sesuatu yang istimewa lagi buatmu Aku hanya suka jika kita masih bisa bersama Mungkin aku masih membutuhkanmu Atau aku memang selalu membutuhkanmu Atau aku terlalu nyaman dengan kehadiranmu Aku belum bisa melepaskanmu.. Apakah itu salah? Bukan, sebenarnya aku tidak ingin melepaskanmu Aku tidak bisa melepaskanmu Egoiskan aku? Meski nyatanya kita sudah tak lagi mengikat rasa Aku berharap.. Aku bisa terus mendengar nyanyianmu Meskipun sulit mengakui aku rindu Aku sunggu rindu kamu Kamu yang pernah bernyanyi untukku Kamu yang pernah menjadi penyemangatku Kamu yang pernah menjadi segalanya dalam hidupku Aku berharap waktu akan mati Waktu akan berhenti Agar aku tak merasakan sakitnya kehilanganmu Yah.. Akhirnya aku harus kehilangamu sekarang

Gerimis

Gerimis Rintik gerimis mengobrak abrik ingatan masa lalu, Menimbulkan kenangan yang ku tenggelamkan. Disudut jendela, aku akan mengingatmu sambil melihat rintik gerimis yang berjatuhan di balik kaca. Kadang-kadang aku menuliskan namamu pada uap kaca yang menyelubung, meski aku tahu yang ku lakukan hanya akan membuat rasa sakit yang tak bisa ku hilangkan begitu saja meskipun gerimis telah usai. Karena kamu tidak akan datang setelah gerimis berhenti.

Nonton :D

Siang itu aku sudah mematut diriku dicermin berulang-ulang kali, sudah cantik kah aku ? Aku harus cantik, karena kamu yang akan melihatku. Kamu duduk didepanku, dengan raut wajah yang sama, seperti biasanya.. Kamu terlihat tampan.. Hari itu kita merasakan kebisingan jalanan karena aku memaksamu menemaniku menonton. Meskipun aku tahu kamu mungkin sedang tak ingin, tapi kamu tetap tersenyum dan mengiyakan kemauanku. Seperti itu lah kamu.. selalu iya.. meskipun kenyataannya tidak. Kamu selalu menomor satukan apapun yang ku pinta. Seistimewa itu kah aku? Aku harap jawabannya adalah iya. Dibioskop aku hanya diam memandangimu, tak bereaksi apapun, bukan karena terkesima oleh pesonamu seperti biasa.. tapi karena film yang ingin ku tonton sudah mulai, dan kita terlambat. Aku kecewa, tapi kamu menggenggam tanganku dan mengatakan kalimat sederhana namun mampu mengunci kekecewaanku. Kejadian itu terulang kembali, kita selalu saja datang terlambat. Tapi kamu menggantikan kecewaku dengan keb

Permen Kapas

Kamu datang lagi, dengan senyum yang sama.. tulus, manis dan menenangkan. Kamu berdiri di depanku dengan menggenggam sesuatu. Permen kapas itu berwarna ungu, seperti warna kesukaanku. Aku tersenyum menerima permen kapas itu, dan kamu balas memandangku dengan senyum lebar. Hatiku bahagia karena perlakuanmu padaku yang sederhana. Semuanya memang hanya sederhana, tapi kamu membuat segalanya manis, semanis permen kapas yang kamu berikan untukku. Hari itu aku bahagia.. lagi..

Kamu Yang Berdiri Di Depan Ku

Hei.. pertemuan kita siang itu membuatku kepanasan, bukan karena matahari tapi karena kamu berdiri di depanku.. Aku masih ingat senyum itu.. senyum yang tak pernah kamu lepaskan sedikitpun sejak aku menemukanmu di sana, iya.. kamu yang berdiri di depanku. Sapaanmu tak kalah ramah dengan senyum manis itu. Aku terlalu nyaman diperhatikan matamu. Aku.. menikmati setiap kata yang selalu terdengar lembut tiap kamu mengucapkannya. Hei.. Aku menikmati semua yang terjadi hari itu, memandangimu, mendengarkanmu, menemanimu. Sampai punggung mu berlalu pergi, kebahagiaan yang kamu ciptakan tetap melekat dihatiku.. sampai aku kira hatiku takan cukup untuk menampungnya. Dan ketika kamu kembali dihari itu, hatiku benar2 meledak sama seperti kembang api yang kita nyalakan bersama malam itu. Aku bahagia karena kamu berdiri di depanku.

Teruslah Mengira Aku Lupa

Aku ingat.. semua yang mungkin kamu lupa, Dengan semua hal itu.. otakku menciptakan ribuan cuplikan cerita yang menyambung kedalam hatiku.. kerinduan yang ku tahan seakan di obrak abrik oleh ingatan kuat tentang mu.. semuanya hancur, menyisakan tangis yang selalu ku sembunyikan dibalik kuatnya keangkuhan ku saat menatapmu. Tahu kah kamu? Aku tak sekuat apa yang kamu fikir.. aku hanya sedang berusaha berteman dengan sakitku. Dan aku tak akan pernah mengizinkanmu untuk tahu. Tahu kah kamu? Tangisku lebih kuat dari usahaku melepaskanmu dari fikiranku, Aku pernah mengira semua usaha membuang tentangmu sia-sia saat kerinduan menarik ku untuk mencarimu kembali, tapi ternyata kau sendiri yang sudah melangkah menggenggam tangan lain. Aku pernah mengira semua sakit ini akan membaik saat melihatmu berdiri disana dan masih setia menatapku. Tapi ternyata, saat tangisku tak lagi menghalangi pandangan, kau masih disana, tapi berdiri membelakangiku. Aku masih ingat semuanya, dan kamu tak perl