Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Dear Venus

Dear Venus.. Aku ingin sepertimu.. Menjadi bintang timur terakhir sebelum matahari menutupi cahayamu. Kau ingat? Sejak kecil di balik jendela kaca kamar ku dulu, aku selalu memastikan kau ada sebelum pagi benar-benar datang, aku tak pernah melewatkamu.. Benarkan? Wah betapa setianya aku padamu. Mungkin aku sudah jatuh cinta padamu karena cahayamu yang terang itu. Aku iri padamu, kau jauh di atas langit tapi cahayamu tetap menakjubkan. Aku juga ingin sepertimu, mempunyai cahaya yang bisa membuat orang-orang mengakui keberadaanku. Aku juga ingin setegar dirimu. Selalu berada di tempat yang sama, meskipun kadang mentari melenyapkanmu, awan menutupimu tapi kau tidak beranjak pergi mencari tempat lain. Kau tetap di sana, dan membiarkan aku tak kehilanganmu.. Venus.. Bintang timur.

Waktu Itu Dan Sekarang

Waktu itu, kalau saja aku mengerti dan tidak pernah egois, mungkin aku tak akan melukainya. Waktu itu, kalau saja aku tidak menahannya mungkin dia sudah menemukan bahagianyajauh di sana. Waktu itu dan sekarang, aku yang bersalah memintanya untuk tetap sama, padahal aku sendiri yang telah merubah segalanya. Apa yang sebenarnya aku inginkan? Kenapa rasa haus bahagiaku menyakitinya. Kenapa aku tega membiarkannya melihatku berdiri membelakanginya. Kenapa tak ku biarkan saja dia pergi, kenapa aku memintanya menepati janji sedangkan aku mengingkarinya. Segalanya sudah menjauh dan takan bisa ku hentikan. Waktu sudah menunjukkan betapa egoisnya aku memintanya untuk tetap di sampingku. Tidak! Aku tidak pernah melakukannya dengan sengaja. Aku tidak ingin melukainya meskipun aku ternyata luka itu sendiri. Aku.. Maafkan aku.. Aku tidak akan membiarkan waktu kembali mengingatkannya tentangku. Waktu itu dan sekarang.. Jelas aku membutuhkannya. Tidak! Tidak untuk sesaat, tapi butuh.. Untuk

HARI YANG TAK KU DUGA

Hari itu aku menerima pesanmu.. Pesan yang tak pernah terlintas dalam benakku. Setelah bertahun-tahun akhirnya kamu meminta bertemu denganku kembali. Kamu hanya ingin melihatku. Aku tak memberikan jawaban apapun, yang otakku lakukan hanya memutar semua kenangan bertahun-tahun itu.. Kenangan cinta pertamaku. Hari itu kamu benar-benar datang menemuiku. Kamu datang khusus untuk melihatku. Aku tak percaya, sampai kamu berbicara dan duduk diam beberapa waktu lamanya. Kamu membuktikan kamu nyata. Cerita dulu mulai mengalir lagi.. Bukan dari ku tapi darimu, kamu ternyata mengingat semuanya. Kamu bilang "jika aku mengingatmu, aku ingat bagaimana kuatnya kamu memperjuangkan semuanya, aku salut padamu".. Aku cuma bisa melihatmu dengan sesekali tersenyum. Dulu ingin bertemu denganmu saja sulit. Tapi sekarang kamu yang menemuiku. Kenapa setelah bertahun-tahun kisah itu masih terus mengusik. Kenapa kamu tetap bertahan dalam kotak ingatan itu. Kenapa kamu membiarkan aku mengingatnya.